r050
Proses reparasi sebuah transformator adalah sebagai berikut :
1. Mencatat data transformator
2. Membongkar kern
3. Mengukur koker
4. Mengukur diameter kawat email
5. Membuat koker baru
6. Menghitung jumlah lilitan pada tiap sisi
7. Menggulung/melilit kawat email pada koker
8. Memasang kern
9. Menyolder ujung-ujung kawat pada terminal
10. Menguji transformator
11. Mencelup transformator pada seerlack
12. Mengeringkan transformator
Setelah ke-12 langkah tersebut maka transformator siap digunakan/difungsikan.
a. Mencatat data transformator
Data transformator yang dimaksud adalah besarnya tegangan pada setiap tap baik primer maupun
sekunder, hal ini penting untuk perhitungan lilitan kelak.
b. Membongkar kern
Lembaran kern dibuka satu persatu dengan hati-hati agar tidak rusak karena masih akan
digunakan.

Untuk memudahkan pada saat pemasangan kembali lembaran dengan model E dan model I
dipisahkan tempatnya.
c. Mengukur koker
Mengukur panjang dan lebar koker, ukuran ini dibutuhkan untuk pembuatan koker baru.
d. Mengukur diameter kawat
Kawat email pada gulungan primer dan sekunder harus diukur diameternya, agar tafo yang dibuat,
spesifikasinya betul-betul sama dengan spesifikasi trafo yang digantikan terutama besaran
arusnya.
Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan jangka sorong atau dengan menggunakan mikrometer
untuk pengukuran yang lebih akurat/teliti.
e. Membuat koker baru
Jika koker tidak dapat diukur karena kondisi fisik (rusak misalnya meleleh) yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan pengukuran yang teliti, ukuran koker dapat ditentukan dengan
mengukur kernnya.
Misalnya P adalah panjang koker, L (lebar) koker adalah tinggi tumpukan kern, dan X adalah
kedalaman koker.
Berdasarkan ukuran dari kern maka proses perencanaan koker yang baru baik model dan ukurannya
dapat dilakukan.
f. Menghitung jumlah lilitan
Perhitungan jumlah lilitan pada sisi primer dan sekunder dapat dilakukan dengan menghitung
lilitan pervoltnya terlebih dahulu. Lilitan pervolt dapat dihitung dengan menggunakan rumus
pendekatan praktis yaitu :
L/V = F Dimana A = P x L
A
Dimana :
L/V = Lilitan pervolt
F = Frekuensi (Hz)
A = Luas koker (cm2)
P = Panjang koker (cm)
L = Lebar koker (cm)
Catatan:
Frekuensi yang digunakan adalah 50 Hz + 6. Frekuensi dijumlahkan dengan 6 sebagai
nilai toleransi.
Setelah jumlah lilitan pervolt diketahui maka perhitungan jumlah lilitan pada setiap tap dapat
dilakukan dengan mengalikan nilai nominal tegangan pada tiap tap, misalnya untuk tegangan 220
volt jumlah lilitannya adalah 220 x L/V.
g. Menggulung/melilit kawat email pada koker
Proses menggulung/melilit dapat dilakukan dengan cara manual (menggulung sambil menghitung
jumlah lilitan). Cara kedua adalah dengan semi manual dengan menggunakan mesin/alat penggulung.
Catatan:
Sebelum menggulung koker dilapisi dengan kertas prespan, begitu juga antara
belitan primer dan sekunder dan setelah semua gulungan selesai kembali dibungkus dengan kertas
prespan.
h. Memasang kern
Pemasangan kern dilakukan dengan cara selang seling dan berulang-ulang antara model E dan I
i. Menyolder ujung-ujung kawat pada terminal
Ujung-ujung kumparan setiap tap pada transformator yang telah digulung dirapikan dengan
menyolder pada terminal-terminal yang telah disiapkan. Terminal tersebut biasanya dipasang
permanen pada sisi-sisi koker.
j. Menguji transformator
Pengujian transformator dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Pengujian tanpa tegangan, transformator diukur dengan menggunakan ohm meter, meliputi
pengukuran antar lilitan primer dengan bodi, lilitan sekunder dengan bodi, dan litan primer dan
sekunder. Hasil dari pengujian tersebut adalah ohm meter tidak menunjuk atau tidak boleh ada
hubung singkat antara kedua belitan dan body serta antara belitan primer dan sekunder.
2. Pengujian bertegangan, secara sederhana pengujian dilakukan dengan memberi suply tegangan
nominal pada sisi primer dan mengukur besaran tegangan pada sisi sekunder.
Pengujian yang lebih lengkap adalah dengan mengukur karakteristik transformator beban nol
(tidak berbeban), transformator berbeban dan transformator hubung singkat (langkah dan cara
pengujian transformator akan disajikan lebih lengkap pada bagian lampiran).
k. Mencelup transformator pada seerlack
Jika langkah pengujian transformator sudah dilaksanakan dan disimpulkan bahwa transformator
baik maka selanjutnya adalah memberi cairan isolasi (seerlack/vernis). Pemberian seerlack dapat
dilakukan dengan menyiramkan seerlack pada transformator ataupun dengan mencelup langsung
transformator pada cairan seerlack.
Jika pada proses pencelupan muncul gelembung-gelembung udara maka transformator diangkat dari
dalam seerlack setelah gelembung-gelembung tersebut hilang.
l. Mengeringkan transformator
Transformator yang telah diberi seerlack selanjutnya dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan
dengan dua cara yaitu cara komvensional dengan menjemur transformator (transformator
dikeringkan dengan panas sinar matahari).

No comments:
Post a Comment